|
|
|
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan kementerian yang dipimpinnya telah mengalokasikan dana sekitar US$ 300 juta untuk membeli lagi enam pesawat Sukhoi dari Rusia. Anggaran tersebut belum termasuk pembelian misil pesawat.
"Sekarangkan enam buah, itu kita beli spend (membelanjakan) US$ 200-300 juta. Tentu kalau kita beli lagi, ya, sekitar itu," kata Purnomo. Sebelumnya, di Makassar, Senin lalu, Indonesia menerima tiga pesawat Sukhoi SU-27 SKM dari Rusia. Namun ketiganya belum dilengkapi rudal.
Pembelian kembali enam unit Sukhoi itu, menurut Menteri, untuk menggenapi 10 Sukhoi yang sudah dimiliki Indonesia sehingga menjadi satu skuadron. "Untuk penambahan jadi satu full squadron. Satu skuadron itu 16," katanya.
Mengenai misil atau rudal untuk melengkapi Sukhoi, Menteri menegaskan bahwa persenjataan tersebut bisa dibeli secara terpisah. Apalagi misil untuk Sukhoi tak harus buatan Rusia. Pesawat ini juga bisa dipasangi misil buatan Indonesia atau Cina. Menurut Purnomo, sistem komputasi yang dimiliki Sukhoi kompatibel dengan misil yang dibuat Indonesia maupun Cina.
Menanggapi belum adanya rudal bagi Sukhoi yang dimiliki Indonesia, Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Tb. Hasanudin menyatakan pesawat-pesawat tersebut memang bukan untuk perang, melainkan hanya untuk patroli. "Kami pahami memang persenjataannya sangat mahal," ujar Hasanudin. "Harga misilnya dikabarkan 20 persen dari harga pesawat."
|
0 komentar:
Posting Komentar