The Jumeira Palm Island |
Bagaimana rasanya tinggal di pulau palem.
Mungkin pulau seperti itu hanya impian saja. Namun di Dubai Uni Emirat Arab, sekarang ada pulau buatan nan indah yang berbentuk pohon palem semacam ini. Pulau buatan bernama 'The Jumeira Palm Island' ini akan di tempati penduduk dengan kegiatannya sehari-hari, seperti umumnya kawasan wisata. Setelah lebih dari 14000 tukang bekerja keras dan trampil siang dan malam selama 5 tahun, akhirnya bangunan tahap pertama The Jumeira Palm Island hampir selesai. Kawasan Reklamasi berbentuk pohon palem pertama di dunia ini telah menelan dana sebesar 14 miliyar dollar AS, dengan mengeruk jutaan ton pasir dari teluk Persia.
Menurut, Issam Kazim, juru bicara developer Nakheel milik Pemerintah Dubai, pada tahap awal ini sebanyak 4000 warga kepulauan akan menempati pulau buatan yang di sebut sebagai 'keajaiban ke 8 dunia' ini pada November kemaren.Pulau ini dapat julukan ini mengingat ia merupakan konstruksi lepas pantai dan termegah di dunia.
Saat ini, pemerintah Dubai sedang gencar-gencarnya menggenjot sektor pariwisata mereka. Asal tahu saja, pendapatan mereka selama ini digantungkan pada minyak. Ketika muncul laporan cadangan minyak di Dubai semakin menipis, mereka membuat proyek-proyek raksasa untuk menarik lebih banyak turis sekaligus menambah kas negara Uni Emirat Arab.
Salah satu cara yang dilalui adalah pembangunan pulau buatan. Selama ini, kita hanya mengenal Burj al-Arab sebagai hotel yang dibangun di atas sebuah pulau buatan. Tetapi ada lagi yang lebih besar dari itu.
The Palm Islands, terdiri dari 3 pulau berbentuk pohon palem, konon satu diantaranya lebih besar dari pulau Manhattan di New York. Proyek ini dicanangkan oleh Nakheel Properties, meliputi Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali, dan Palm Deira.
The Jumeira Palm Island |
Pulau Palem yang mulai dikerjakan tahun 2001 silam adalah salah satu proyek reklamasi pantai yang terbesar di dunia, ia terdiri dari 17 pulau berbentuk palem dan 3 pulau penahan gelombang berbentuk lingkaran yang mengelilingi mereka. Di pulau Palem Jumeira yang diprediksi baru rampung sepenuhnya pada 2010 nanti akan didirikan sebuah kota di atas laut, dan akan ditempati sekitar kurang lebih 60.000 keluarga, dan sebanyak 50.000lebih petugas disebarkan di 32 hotel pulau tersebut, puluhan pusat perbelanjaan dan tempat hiburan untuk melayani berbagai macam keperluan warga setempat.
Menurut keteragan pimpinan group Pulau Palem yang mengembangkan proyek tersebut yakni Sultan Ihmad Solam, bahwa sarana dan prasarana kawasan tersebut sudah lengkap, mulai dari jembatan, jaringan irigasi, jaringan air bersih, pipa saluran gas, sistem komunikasi, satelit, jaringan listrik, jalan raya, klub samudra, sistem pemadam kebakaran, sampai instalansi yang menghubungkan pulau lingkar ke kawasan di sekitar dan perlengkapan lainnya. Semuanya tersedia di pulau 'The Palem Jumeira'
Colin Foreman, pengamat ekonomi Timur Tengah, salah satu orang yang mengagumi proyek ini, 'Proyek ini seperti mewujudkan impian masyarakat, dan belum ada proyek sejenis seperti ini di dunia,' tuturnya. Pemerintah Dubai menginginkan dapat mewujudkan Pulau Palem Jumeirah menjadi ebuah tempat wisata terkenal di dunia, dan sedikitnya dapat menyedot 20.000 wisatawan setiap hari. Dan di luar dugaan, sebagian besar rumah milik di pulau tersebut sudah habis di beli sejak 5 tahun yang lalu. Sang pemilik termasuk bintang sepak bola terkenal asal Inggris David Becham dan Michael Owen, juga artis, penyanyi dan politikus dll, di antara pemilik tersebut bangsa Inggris menduduki posisi terbesar.
Namun, para penghuni tahap pertama yang akan menempati pulau tersebut di akhir tahun ini terpaksa harus bersabar beberapa tahun lagi dengan lingkungannya 'pembangunan' seperti 35 itu, sebab fasilitas tersebut masih sedang di bangun. Dalam proyek yang menarik perhatian dunia ini, sejumlah pengembang raksasa dari Amerika dan China turut serta dalam proyek pembangunan Pulau Palem Jumeira.
Pulau Palem dengan luas 18 kilometer persegi ini akan menjadi keajaiban ke 8 dunia jika seluruh proses pembangunannya selesai, dan yang menciptakan keajaiban ini adalah pangeran Dubai yang mengawasi sendiri perusahaan pembangunan pulau tersebut yakni, Syeih Muhammad Bin Rasid. Adapun semua maksud semula pangeran ini adalah, karena meskipun Dubai memiliki minyak dan bisa menghasilkan kekayaan, namun negeri tersebut tidak mempunyai industri yang dapat terus di kembangkan, dalam kondisi seperti ini, pangeran mendapatkan ide untuk membangun pulau buatan yang pertama di dunia. Ia juga ingin kawasan wisata dan bisnis Pulau Palem ini dapat bersaing dengan Hongkong dan Singapura, dan dapat bersaing dengan kota peristirahatan dunia Las Vegas.
Namun, pembangunan pembangunan pulau tersebut tidaklah selalu berjalan dengan mulus, kebanyakan pembeli sebenarnya sudah mendapatkan kunci menuju rumah di pulau itu setahun yang lalu. Sialnya menurut Issam Kasim, beberapa pulau sempat tenggelam dan Nakheel membutuhkan waktu ekstra satu tahun untuk menambah dan menyambungnya dengan pulau utama. Beberapa laporan dari mereka yang sempat mengelilingi pulau ini menjelaskan bangunan di sana dibangun dengan cepat dan lokasinya berdekatan satu sama lain. Proyek ini juga di kerjakan sangat tertutup, pihak Nakheel bahkan menolah permintaan Associated Press untuk mengunjunginya meliputi proses pembangunan Jumeira.
Dubai memang sudah berubah, Perkembangan pesat sudah mengubah ibukota UEA yang ambisius, dari sebelumnya dikenal sepi penjualan dan desa yang elok pada tahun 1950-an menjadi kota metropolis dengan 1,5 juta populasi.Ambisinya untuk menjadi pusat pariwisata dunia patut di acungi jempol.
Setelah 72 jam dibuka penjualannya, semua apartemen dan rumah di Palm Jumeirah (telah rampung) habis terjual. Sementara Palm Jebel Ali dan Deira sedang menjalani reklamasi. Meskipun proyek ini mendapat tentangan dari para pecinta lingkungan, pihak Nakheel menegaskan bahwa pembangunannya tidak merusak karang dan koral di bawah laut.
Proyek reklamasi real estat lainnya adalah The World. Proyek ini merupakan pembuatan 300 pulau pribadi berbentuk peta dunia. Banyak orang terkenal dunia membeli pulau di The World. Slogannya cukup unik, “Nakheel puts Dubai on the map, now The World puts the world on Dubai,” yang memiliki arti proyek-proyek Nakheel membuat Dubai dikenal dunia, dan saatnya The World membuat dunia berada di Dubai.
Pulau-pulau Indonesia yang sebelumnya direncanakan untuk dibangun, akhirnya dibatalkan karena pembuatan cluster pulau Oqyana, yaitu gabungan Australia dan Papua Nugini, sehingga yang tersisa hanya pulau Sumatera.
Proyek yang lebih besar lagi adalah The Universe. Kepulauan ini menggambarkan bentuk tata surya mulai planet Pluto hingga Matahari. Pulau ini akan dibangun antara Palm Jumeirah dan Palm Deira.
Satu lagi proyek superbesar di Dubai, Dubai Waterfront. Proyek itu dirancang sedemikian rupa berbentuk bulan sabit yang akan mengitari setengah Palm Jebel Ali dan direncanakan sebagai kota Dubai baru. Penghuni Dubai Waterfront dan sekitarnya dipastikan mencapai 1.000.000 orang.
Arabian Canal, proyek pembangunan kanal buatan terbesar di dunia, adalah bagian dari Dubai Waterfront. Kanal ini akan melintasi gurun pasir Dubai dan berakhir di Dubai Creek.
Sangat disayangkan apabila pembuatan pulau tersebut dapat merusak ekosistem laut, meskipun belum ada bukti-bukti yang pasti. Sementara itu, Singapura terus membujuk pemerintah Indonesia untuk membuka kembali perdagangan pasir. Akhirnya saya ketahui melalui peranti lunak Google Earth, Singapura sedang memperluas Pulau Sentosa dan Bandar Udara Internasional Changi. Secara langsung, perluasan tersebut dapat mempersempit teritori laut Indonesia di Batam.
Kalau kita lihat, negara-negara Barat dapat diakui sebagai negara maju, namun mereka tidak akan bisa mengalahkan negara-negara Arab dalam bidang arsitektur. Visi bangsa Arab memang sangat maju dan mungkin menurut kita hal tersebut tak mungkin dilakukan, tapi akhirnya berhasil.
Sumber : nadinaku.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar