"DwiBanet.Com : berisi Kumpulan Informasi menarik tentang Ape Aje, semoga bermanfaat"

Senin, 12 September 2011

Pentingnya Menikah Bagi Pria

Telah banyak tips dan saran yang kita terima dari mereka yang berpengalaman mengenai cara memilih pasangan hidup secara bijaksana. Tapi, yang juga tak kalah penting anda ketahui, adalah bahwa perkawinan yang bahagia ternyata berefek positif terhadap kesehatan, begitupun sebaliknya—menurut sebuah penelitian terkini.

Ada banyak alasan mengapa anda harus bersikap ekstra hati-hati dan bijaksana dalam menentukan pasangan hidup—salah satunya adalah bahwa anda akan menghabiskan seumur hidup bersamanya, juga menghasilkan buah hati dan membesarkannya bersama. Sehingga tak berlebihan kiranya bila anda mencari seseorang yang cocok dengan anda dalam banyak hal dan memiliki prinsip yang sama dalam memandang hidup—pendeknya seseorang yang dapat membuat anda bahagia. Tapi mungkin salah satu alasan terpenting yang tidak anda sadari adalah bahwa pasangan hidup yang anda pilih itu dapat mempengaruhi kesehatan fisik anda secara langsung, dan hal ini dapat dibuktikan dengan serangkaian pengukuran. "Memilih istri adalah pilihan terpenting dalam hidup ini, jauh lebih penting ketimbang memilih rumah atau apapun, ujar Bryan Baker, psikiater dari University of Toronto.


Jantung Permasalahan

Baker tahu betul masalah ini: Ia telah melakukan sejumlah studi sepanjang dekade lalu mengenai efek ketegangan dalam perkawinan dengan kesehatan kardiovaskular. Salah satu studinya yang terkini meneliti sejumlah pria dan wanita dengan tekanan darah pada ambang batas tinggi dan didapati bahwa ternyata kenaikan tekanan darah itu berhubungan langsung dengan apa yang disebutnya sebagai ‘gesekan dalam perkawinan’. "Penelitian kami mendapati bahwa jika perkawinan anda bermasalah, lebih baik anda menjauhi pasangan anda—karena jika anda tetap bersama pasangan anda, tekanan darah anda akan meningkat dan jika anda menjauhinya tekanan darah akan menurun," jelas Baker. Hal sebaliknya akan terjadi pada perkawinan yang bahagia. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pasangan dalam perkawinan yang bahagia memiliki dinding jantung yang lebih tipis dibanding pada perkawinan yang bermasalah, dan dinding jantung yang tebal mengindikasikan tekanan darah tinggi.

Sejauh ini penelitian yang dilakukan memang baru berkisar seputar efek kardiovaskular, namun tidak tertutup kemungkinan ada kelebihan dan kekurangan dalam perkawinan yang juga berpengaruh pada kesehatan. Salah satunya, menurut Baker, adalah bagaimana tubuh mengatasi stress (dalam perkawinan) dan cara stress tersebut memanifestasikan diri dan mempengaruhi sistem-sistem dalam tubuh. Dan efeknya dapat berupa perubahan dalam sistem kekebalan tubuh, depresi, gangguan pencernaan, gatal-gatal atau gangguan emosi seperti kecemasan berlebih, dan lain-lain.


Keuntungan dari Perkawinan yang Diberkati

Penelitian Baker tersebut menambah hasil dari penelitian-penelitian lain tentang efek perkawinan pada kesehatan yang kian berkembang. Sebagai contoh, salah satu penelitian menunjukkan bahwa stress pada perkawinan dapat menggandakan resiko menderita diabetes. Penelitian lain di Swedia menemukan bahwa wanita yang mengalami distress perkawinan memiliki resiko tiga kali lipat untuk mendapat serangan jantung yang kedua kalinya. Sementara penelitian ketiga mendapati bahwa interaksi positif dalam perkawinan dapat memacu sistem kekebalan tubuh dan mengurangi resiko penyakit jantung karena kadar hormon stress-nya menurun.

"Keuntungannya adalah peningkatan kualitas kesehatan fisik, meningkatnya ketahanan tubuh terhadap infeksi dan menurunnya kecenderungan untuk mati karena penyakit jantung, kanker, dan penyakit penyebab utama kematian lainnya," ujar John Gottman, PhD, seorang psikolog. "Keuntungan lain untuk kesehatan adalah panjang umur: Orang cenderung lebih panjang umur jika mereka terikat dalam sebuah perkawinan, terutama bila perkawinannya bahagia." Gottman, yang dianggap oleh banyak koleganya sebagai pionir di bidang penelitian seputar perkawinan, adalah seorang professor psikologi University of Washington, Seattle."Keuntungan tersebut dapat dibagi menjadi keuntungan bagi kesehatan fisik dan kesejahteraan mental," jelas Gottman. "Kecenderungan Anda untuk mengalami depresi, gangguan kecemasan, psikosis, stress paskatrauma dan fobia menjadi lebih kecil. Anda juga akan lebih jarang mengalami kecelakaan."

Tapi proses ini dapat berbalik jika ikatannya memudar karena suatu sebab. Bila salah satu pasangan meninggal, contohnya, seringkali pasangan lain tak lama akan meninggal pula, atau menderita apa yang disebut sebagai ‘sindroma patah hati’. "Tercatat proses penurunan yang terjadi pada masa berkabung," tambah Gottman. "Mereka benar-benar mengalami perkabungan secara fisik dan tubuhnya memproduksi hormon stress (kortisol), dan banyak sistem dalam tubuhnya mengalami penurunan fungsi. Pasangan yang ditinggal mati juga menjadi lebih rentan terhadap semua agen infeksi karena sistem kekebalannya tak bekerja sama sekali, sehingga ia lebih mudah terserang pneumonia dan tak lama kemudian meninggal. Selain itu, mereka juga cenderung kehilangan semangat hidup." Menurut skenario ini, pria lebih sering menjadi pasangan yang menderita ‘sindroma patah hati’. Namun, pria dapat menangguk lebih banyak manfaat dari perkawinan bagi kesehatannya selama ia hidup, jelas Gottman.


Lebih Banyak Keuntungan untuk Pria

"Pada perkawinan yang bahagia, baik pria maupun wanita dapat mengambil keuntungan yang sama besar untuk kesehatannya; tapi bagi pria, hanya dengan menikah saja sudah memberinya banyak keuntungan," ujar Gottman. "Salah saatu jalan dimana perkawinan memberi keuntungan pada pria adalah dengan mengurangi resiko: Mereka akan cenderung mengurangi aktivitas berbahaya seperti melakukan terjun bebas atau kebut-kebutan di jalan, mereka mulai memeriksakan kesehatannya dan makan lebih teratur. Hal ini merupakan sesuatu yang jarang dilakukan pria lajang, yang hidupnya seringkali serabutan dan tak teratur. "Sementara, kaum wanita cenderung lebih sedikit terlibat kegiatan-kegiatan yang beresiko, lebih sering memeriksakan diri ke dokter bila menemukan keluhan fisik, dan mampu merawat diri lebih baik," jelasnya. "Perbedaan besar lainnya adalah pria memiliki sistem jaringan penyangga sosial yang payah, sementara wanita memiliki jaringan penyangga sosial yang hebat."

Kesemuanya itu hanya untuk menunjukkan betapa pria dapat lebih terawat bila mereka menikah, ujar David Woodsfellow, PhD, direktur Center for Relationship Therapy di Atlanta. "Bila pada peran tradisionalnya pria menjadi penyangga, peran tersebut sebenarnya lebih tepat disebut sebagai penyangga keuangan semata," tambahnya. "Dalam peran tradisional tersebut, wanita-lah yang berperan sebagai penyedia kehangatan, kenyamanan di rumah, dan seringkali juga penyedia pangan, sandang dan perabot rumah tangga lainnya. Menurut saya, adalah peran-peran tersebut dan jejak-jejaknya yang berperan dalam temuan bahwa menikah lebih baik bagi pria.


Menjembatani Perbedaan

Jadi, kini telah terbukti bahwa perkawinan itu baik bagi kesehatan. Lalu, bagaimana para pasangan dapat memperoleh keuntungan maksimal dari perkawinan bagi keuda belah pihak? Woodsfellow menawarkan empat tips berikut untuk menjembatani perbedaan yang tak dapat dihindari dalam perkawinan serta untuk menjaga perkawinan tetap sehat dan bahagia.
    • Berbicara pada pasangan setiap hari. "Pastikan anda memahami apa saja yang dialami pasangan anda hari itu," ujarnya. "Hal itu merupakan salah satu jenis pemanfaatan waktu yang berkualitas, yaitu memberi perhatian yang tak terbagi."
    • Saling memuji dan mengatakan hal yang baik tentang pasangan anda. Lakukan hal ini sesering mungkin.
    • Coba untuk tidak menolak pasangan anda. "Bila pasangan membutuhkan anda, cobalah untuk menanggapinya dan bukannya berbalik memunggunginya, sesibuk apapun anda," ujar Woodsfellow.
    • Kembangkan ritual, kata rahasia, sinyal rahasia, kebiasaan kecil bersama pasangan anda. "Hal-hal kecil yang spesial dapat menumbuhkan ikatan yang spesial, menciptakan saat-saat keintiman khusus," tambahnya.
Semua tentang Komitmen

"Inilah salah satu manfaat terbesar dari cinta: Ketika dua orang saling mencintai dan memutuskan untuk membuat komitmen bersama, mereka menjadi amat rentan sekaligus kuat—karena mereka berdua menjadi amat peduli satu sama lain," ujar Gottman. "Itulah hebatnya dari segala keuntungan ini: Semuanya disebabkan karena adanya komitmen yang kuat. (Sari)

0 komentar:

Posting Komentar